Senin, 25 Desember 2017

CARA MEMBUAT DAN MAKNA KWANGEN


Makna dari Kwangen ini adalah Kewangen berasal dari bahasa jawa kuno yaitu kata “Wangi” yang artinya harum. Mendapat awalan ‘ke’ dan akhiran ‘an’ menjadi kewangian disandikan menjadi kewangen artinya keharuman yang berfungsi untuk mengharumkan nama Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa. 
Kewangen digunakan sebagai sarana dalam upacara yaitu sebagai pelengkap upakara / bebantenan. Kewangen paling bangak digunakan dalam upacara persembahyangan. Selain itu juga sebagai pelengkap dalam upakara untuk upacara Panca Yadnya.
  • Dewa Yadnya, sebagai pelengkap Banten Tetebasan, prascita, dan berbagai jenis sesayut.
  • Rsi Yadnya, juga sebagai pelengkap Banten Tetebasan.
  • Pitra Yadnya, dipakai dalam upacara menghidupkan mayat secara simbolis untuk diupacarakan yaitu pada setiap persendian tubuhnya.
  • Manusia Yadnya, digunakan pada setiap upacara ngotonin, potong gigi, perkawinan, dan pelengkap banten.
  • Bhuta Yadnya, digunakan dalam upacara memakuh, macaru, dll

Sarana dan cara untuk membuat Kwangen yaitu :

1. Persiapkan bahan dan alat terlebih dahulu untuk membuat Kwangen

2. Buatlah seperti corong dan potong di bagian atasnya secara miring supaya seperti pada gambar dibawah, Kojong ini bermakna melambangkan Ardacandra
    

3. kemudian membuat porosan, dibuat dari dua lembar daun sirih digulung dengan posisi menengadah satu, telungkup satu, disatukan. Ini disebut porosan silih asih lambang hubungan timbal balik antara baktinya umat manusia dengan kasih Ida Sang Hyang Widhi.

4.lalu membuat Kembang Payas, berbentuk cili, dibuat dari serangkaian jejahitan janur yang sudah diringgit / dibentuk. Melambangkan nada, reringgitan melambangkan rasa ketulusan hati.
 

5.Dan yang terkahir mengiisikan bunga dan uang kepeng, melambangkan kesegaran dan kesucian pikiran dalam beryadnya dan uangnya melambangkan sesari / sarining manah. Selain itu uang berfungsi sebagi penebus segala kekurangan yang ada.
 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar